Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Pilih CPNS atau SM3T, Potensi dan Realitas


Diguru.info – CPNS selalu menjadi primadona masyarakat saat ini. Statistik mengatakan bahwa setiap tahun peminat CPNS semakin meningkat. Namun kenyataannya penerimaan CPNS hanya menyerap sebagian kecil pendaftar, atau bisa dikatakan banyak yang tidak lulus CPNS. Bagaimana tidak, pendaftar CPNS sangat banyak, setiap daerah peserta CPNS membludak. Belum lagi jika formasi yang dibutuhkan terbatas pada angka puluhan, belasan, bahkan hanya satu atau dua formasi saja. Memang seleksi CPNS bukan merupakan hal yang mudah. Bagaimana dengan status guru yang sekarang ini menjadi dilema?

PNS vs Honorer?


Bukan hal yang perlu diperdebatkan lagi. Menjadi guru merupakan profesi yang mulia, terlepas status guru tersebut honorer, kontrak, atau PNS. Namun yang selalu menjadi perdebatan adalah masalah “kesejahteraan” guru. Guru berstatus PNS memang guru yang sering digadang-gadang oleh sebagian besar guru di Indonesia. Tidak lain dan tidak bukan karena kesejahteraan yang terjamin, walau tidak bisa dikatakan berlebih. Kesejahteraan guru PNS jauh lebih baik daripada nasib beberapa kawan guru yang masih berstatus honorer. Guru honorer mendapatkan gaji “seikhlasnya”. Beberapa guru honorer mengeluhkan bahwa gaji yang diterima tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari, ada yang bersyukur, dan ada juga yang tidak berkomentar mengenai hal tersebut. Beberapa daerah yang kekurangan guru justru berinisiatif mengadakan guru kontrak. Guru kontrak ini mendapatkan perjanjian kerja mengajar selama selang waktu tertentu. Keuntungan guru kontrak ini adalah mendapatkan gaji yang tetap dan disesuaikan dengan UMR/UMK daerah. Juga di beberapa sekolah swasta juga ada yang menetapkan sistem kontrak dengan gaji tetap, bahkan ditambah dengan beberapa tunjangan.

Menyebrang sedikit ke arah beban kerja. Di lapangan, guru PNS, guru kontrak, maupun Honorer tidak ada perbedaan sama sekali. Guru mempunyai kewajiban yang sama sesuai tupoksi yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah di awal tahun ajaran. Lantas apakah adil? Jawabannya ada pada masing-masing pribadi.

Ada Apa dengan SM3T?

Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, Tertinggal (SM-3T) merupakan program pemerintah yang sudah berjalan sejak 2011. Memang SM3T bukanlah sistem ikatan dinas yang “pasti jadi PNS”. Tapi mari kita lihat seperti apa program SM3T.
Program SM3T merupakan program untuk mendidik di daerah 3T bagi sarjana-sarjana yang memenuhi syarat. Program SM3T mewajibkan pesertanya untuk mengajar di daerah 3T selama 1 tahun. Adapun syarat SM3T tahun lalu (angkatan V) diantaranya :

  1. Warga Negara Indonesia, dibuktikan dengan identitas diri berupa KTP yang masih berlaku;
  2. Lulusan program studi kependidikan S-1 (bukan transfer) tiga tahun terakhir (2013, 2014, 2015) 
  3. Berusia maksimum 27 tahun per 31 Desember 2015;
  4. IPK minimal 3,00 yang dibuktikan dengan fotokopi transkrip nilai yang telah disahkan (legalisasi);
  5. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
  6. Bebas dari narkotika,
  7. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan SKCK
  8. Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama mengikuti Program SM-3T dan PPG
  9. Belum pernah mengikuti program SM-3T pada tahun sebelumnya


Syarat yang diajukan memang tidak sulit, namun pada beberapa orang syarat belum menikah bisa menjadi ganjalan. Terlebih jika mendapatkan informasi mengenai syarat tersebut belakangan. 

Apakah sulit ikut SM3T? Jawabannya tergantung pada pribadi masing-masing. Apakah kuat jauh dari keluarga selama 1 tahun? Apakah kuat hidup di daerah yang tidak dialiri listrik? Apakah sabar berada di daerah yang tidak terjangkau sinyal? Apakah sabar mengajar di tempat yang berbeda dengan budaya kita sebelumnya? Apakah siap mengajar siswa yang kemampuannya jauh di bawah kemampuan di usianya. Apakah bisa mengajar tanpa sarana dan prasarana yang lengkap? Ya seperti itulah pertanyaan-pertanyaan yang harus disiapkan kepada diri sendiri sebelum melangkahkan kaki untuk bilang “Saya ingin ikut SM3T”

Kenapa harus SM3T tidak CPNS aja?

Pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Di sini tidak akan dibahas mengapa harus SM3T tidak CPNS saja. Karena itu pilihan masing-masing. Namun diguru.info akan mencoba mengulas masing-masing

A. CPNS
Seleksi CPNS sulit. Banyak guru maupun calon guru yang ikut seleksi CPNS tetapi tetap saja gagal. Tidak sedikit yang mengulang berkali-kali masih gagal. Bahkan beberapa daerah banyak yang “menghalalkan” beberapa cara yang tidak usah kami sebutkan. Tapi, CPNS ada kelebihannya juga lho.

1. Bisa memilih penempatan. Ya, melalui sistem CAT sekarang Anda bisa memilah-milah di daerah mana Anda ikut tes. Tidak harus di tempat yang susah sinyal, susah air, susah listrik dan susah susah lainnya. Anda bisa memilih di kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Namun konsekuensinya hanya satu,  susah lolos. Atau dengan cara menjadi guru honorer K2 di sekolah tertentu. Saat Anda diangkat, otomatis menjadi guru PNS di sekola tersebut. Tidak perlu proses adaptasi lagi.

2. Proses yang relatif cepat. Kenapa? Jika anda ikut CPNS melalui tes, saat pengumuman kelulusan akan menghela nafas lega. Persiapan untuk mengambil SK penempatan, lalu TMT tugas dan siap-siap prajabatan untuk menjadi PNS.Tapi ini tidak berlaku bagi guru honorer K2 yang memang prosesnya menggantung relatif lama.


B. SM-3T

Program SM3T ini memang sekarang sedang marak peminatnya. Kenapa? Karena banyak yang melihat program ini sebagai program pemerintah yang banyak dengan benefit baik bagi peserta maupun daerah penugasan. Lantas apa saja kelebihan dan kekurangan SM3T
Kelebihan:

1. Selama program SM3T diberi uang saku yang tetap selama satu tahun. Untuk kisarannya bisa ditanyakan pada teman yang ikut SM3T

2. Menambah pengalaman bisa ke ujung negeri yang belum tentu punya kesempatan lain untuk mengunjunginya.

3. SM3T mendapatkan benefit berupa beasiswa untuk mengikuti PPG. Apalagi itu PPG? PPG adalah program profesi guru yang nanti pengajarnya mendapatkan sertifikat pendidik. Selain itu lulusan PPG akan bertambah gelar Gr. pada namanya. Sebagai informasi, sampai tulisan ini dibuat PPG belum dibuka untuk umum. Selain itu banyak desas desus kabar dari kemristek dikti bahwa wacana PPG akan menjadi syarat wajib CPNS semakin santer terdengar.

4. Setelah lulus dari PPG peserta dapat memilih untuk mengikuti CPNS umum (tanpa hak khusus), CPNS khusus SM3T (atau dikenal sebagai program guru garis depan), atau mengikuti program Mengajar di Malaysia Filipina. Program terakhir ini sekarang memberikan porsi khusus untuk lulusan PPG. Info terakhir gajinya mencapai 15jt/bulan.


Kekurangan Tantangan

1. Tidak bisa memilih penempatan. Penempatan memang menjadi misteri selama waktu tunggu pengumuman. Tapi dimanapun penempatannya tetap saja daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Selama penugasan di daerah 3T tidak selamanya mudah. Banyak daerah yang masih kesulitan air, tidak ada listrik ataupun jaringan komunikasi sekedar untuk sms/telepon. Belum lagi budaya yang berbeda mewajibkan guru SM3T untuk bisa beradaptasi. (baca juga Tips Mengajar di Daerah 3T)

2. Program Profesi guru merupakan kegiatan yang melelahkan, padat, selama satu tahun. Jadi intinya seperti kuliah lagi namun fokus pada workshop pembelajaran SSP, dan juga ada sesi PPL di sekolah. Ya, seperti kuliah lagi pokoknya.

3. Setelah lulus belum diangkat menjadi pengawai negeri atau PNS. Karena programnya memang hanya sampai PPG. Kalau mau ikut CPNS umum, harus bersaing dengan non-SM3T lainnya.  Sedangkan ikut CPNS jalur khusus harus siap ditempatkan di daerah 3T lagi selama . . . lamanya (atau sesuai perjanjian dengan daerah)

4. Jika ingin ikut program Mengajar di Malaysia dan Filipina harus belajar dan berdoa dengan giat. Karena program ini hanya memberikan kuota kurang dari 100 orang. Coba bayangkan, lulusan SM3T per angkatan ada 3000an orang. Padahal sekarang sudah ada 4 angkatan. Ya bisa dipahami sendiri maksudnya.

Informasi ini sebenarnya tidak untuk membanding-bandingkan SM3T atau seleksi melalui CPNS. Melainkan untuk memberikan informasi yang lebih gamblang bahwa proses menjadi guru "negeri" sama-sama sulit. Bahkan penulis pun yang notabene mantan peserta SM3T juga masih pusing untuk rencana kedepannya  berusaha optimis. 

Jadi syukuri yang sudah diterima, usaha terus, dan sampaikan pada kerabat, saudara, famili, pacar, mantan atau siapapun bahwa realitasnya seperti telah disebutkan di atas. Satu lagi, diguru.info ikut berdoa semoga tahun 2016 ini makin banyak program pemerintah yang pro guru, entah itu SM3T VI ataupun CPNS, pengangkatan honorer dan sebagainya demi pendidikan Indonesia yang lebih baik

Sekian. Salam diguru.info



© diguru.info. All rights reserved. Premium By Raushan Design